Bandarlampung- Maraknya kasus pemalsuan Ijazah Perguruan Tinggi saat ini memang perlu mendapat perhatian khusus. Bertitik tolak pada hal tersebut yang juga sejalan dengan visi ‘Modern Unggul Bermartabat’, STIE Al-Madani turut serta dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penggunaan Aplikasi Penomoran Ijazah Nasional (PIN) dan Sistem Verifikasi Ijazah Secara Elektronik (SIVIL) pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti di Hotel Horison Lampung, Jumat (27/4).
Kepala Seksi Kelembagaan dan Kerja Sama Kopertis Wilayah II, Sobri, S.E. menyampaikan bahwa ijazah dikatakan tidak sah apabila dibuat sendiri oleh pelaku, dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi yang tidak memiliki izin operasional, dan tanda tangan pada ijazah dipalsukan. “Semua Perguruan Tinggi, khususnya di Wilayah Kopertis II harus menggunakan PIN dan SIVIL untuk menghindari adanya pemalsuan ijazah”, tegas Beliau.
Kegiatan ini diikuti oleh 105 orang perwakilan dari 85 PTS di Lampung. Pembicara langsung dihadirkan dari Kemenristekdikti-Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ir. Darnita Chandra, M.Si. (Kepala Sub Direktorat Pengakuan Kualifikasi) dan Didi Rustam, S.Si., M.T.I. (Kepala Seksi Pengakuan Capaian Pembelajaran).
Seluruh peserta Bimtek dibimbing untuk memberi penomoran Ijazah Nasional masing-masing Perguruan Tinggi berdasarkan data dari PDDIKTI. Proses penomoran Ijazah Nasional dilakukan dengan aplikasi PIN menggunakan data yang dilaporkan oleh Perguruan Tinggi ke PDDIKTI. Nomor Ijazah Nasional yang terdiri dari 15 angka ini akan berlaku apabila telah diverifikasi melalui SIVIL.
Aplikasi PIN dan SIVIL sangat bermanfaat bagi Perguruan Tinggi, khususnya STIE Al-Madani. Harapannya penerapan PIN dan SIVIL dapat turut berkontribusi dalam upaya pemberantasan pemalsuan ijazah di negeri ini.
Written by: Dwi Susanti